Jumat, 14 Agustus 2020

Didesa itu

Sang gadis desa berselungkan mahkota keunikan dan kecantiakan yang gaga perkasa Namun bukan wajah tapi ketulusan hatinya
Kelopak bola matanya indah dan menawan.
Semakin kuat dirinya hanya mampuh bercerminkan diri pada orang lain tanpa bersuara.

Kisah cinta mulai semenjak menginjak SMA dimana masa itu adalah masa yang paling indah .

Aku hanya menjadi memory
Yanga pernah terluka di tepian desa
Dimana cinta pertama pernah merebut waktu hingga iya lebih menang dari waktu sampai melepas cinta tidak pada waktu yang tepat.

Gadis desa adalah aku 
Yang tertulis  jelas nama pada setiap syair puisi .
Aku bercerita tentang aku
Yang pernah tinggal bersama harapan ,namun kini hanya bersandar pada kenanggan.

Tak pernah lelah bercerita pada waktu,bahkan ,hujan pun turun tak mengenal musim dan waktu.

Agustus menyapa lagi
Hari itu dan bulan ini 
Hanya kasih bertepi asmara 
Cinta sedalam lautan,seluas samudra,

Namun sekarang 
Cinta sesempit lubang jarum
Tiada arti lagi bagimu
Ingat kita pernah mulai dari cinta yang sederhana 
Sampai membagun cinta yang tulus 
Akhirnya tulusmu membelok  pada dia yang menyapamu hingga engkau melupakan yang tulus demi dia yang Tampan.

_Inbate 14 agustus 2020_



Tidak ada komentar:

Posting Komentar